Sumut Siaga Virus Corona, Pariwisata Ditutup Sementara 14 Hari, Gubernur Edy Bilang Gak Lock Down

Tri bun-Medan.com/Satia
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi

Selama 14 hari ke depan, pariwisata di Provinsi Sumatera Utara akan ditutup sementara.
Penutupan ini dilakukan, setelah Sumut masuk dalam kategori siaga, upaya pencegahan dan penyebaran virus Corona atau Covid-19.
"Tempat wisata kita tutup sementara untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona," kata Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, saat gelar konferensi pers di lantai delapan, Kantor Gubernur, Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Medan, Senin (16/3/2020).
Saat ini, kata ia pemantauan telah dilakukan oleh petugas di bandara udara dan pelabuhan ada.
Pemantauan ini dilakukan upaya pencegahan penyebaran virus Corona memalui masuknya orang asing ke Sumut.
Nantinya, seluruh warga negara asing akan dicek temperatur suhu tubuhnya.
Tidak hanya WNA, pemantauan ini juga diberlakukan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Orang nomor satu di Pemprov Sumut ini juga mengaku, bahwa Indonesia jangan sampai menerapkan sistem look down, seperti di negara Italia.
Karena, jika ini sampai diterapkan akan berakibat fatal terhadap seluruh aktivitas yang ada.
Lagi pula, kata dia Indonesia, terkhusus, Provinsi Sumatera Utara masih berada di tahap antisipasi.
"Saat ini Sumut belum ada referensi untuk lookdown, kita pada tahap antisipasi," katanya.
Dalam upaya pencegahan dan antisipasi penyebaran virus Corona, Edy Rahmayadi mengatakan, bahan pangan dan seluruh ketersediaannya masih cukup selama 14 hari ke depan.
Namun, selama 14 hari ke depan ia meminta jangan ada distributor bahan pangan yang mencoba untuk menimbun.
Sebab, apabila ini terjadi akan menimbulkan masalah baru di masyarakat.
"Bahan pokok kita mencukupi. Bukan berati kita seenaknya," jelasnya.
18 ODP Virus Corona, 3 Pasien Dirawat di RS Adam Malik
-Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP HAM) tengah melakukan pemantauan terhadap tiga pasien yang menjalani perawatan di ruangan isolasi RSUP Haji Adam Malik.
Ketiga pasien dalam pantauan (PDP), diduga Suspect Covid-19 hingga kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan.    
Kasubbag Humas RSUP Haji Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak, mengatakan, sejauh ini ada tiga pasien PDP.
"Sejauh ini sudah ada tiga pasien dalam pantauan yang menjalani perawatan di RSUP Haji Adam malik Medan," ujarnya, Senin (16/3/2020).
Lebih lanjut dijelaskan Rosa, untuk ketiganya kini masih menjalani pemeriksaan intensif dan masih menjalani tes laboratorium untuk memastikan apakah covid-19 atau bukan.
"Saat ini status mereka masih pasien dalam pantauan," ungkapnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kepala Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, dr Aris Yudhariansyah, di Kota Medan, Minggu (15/3/2020) mengatakan sebanyak 18 warga di wilayah Sumatera Utara (Sumut), masuk dalam kategori orang dalam pemantauan atau ODP virus Corona.
Sedangkan ada tiga orang yang berstatus dalam pengawasan, dan salah satunya diisolasi.
"ODP untuk virus corona di Sumut jumlahnya saat ini mencapai 18 orang," pungkasnya.
Tenda Isolasi Suspect COVID-19
Rumah Sakit Putri Hijau Kesdam I/BB sudah mempersiapkan Tenda Isolasi Suspect COVID-19 untuk mengantisipasi, sekaligus merawat pasien suspect virus corona, Senin (16/3/2020).
Amatan Tri bun, lokasi tenda isolasi berada tepat di halaman rumah sakit, dimana  terdapat 8 tempat tidur yang dilengkapi masker N-95, Hand Sanitazer, Baju Alat Pelindung Diri (APD) COVID-19, sarung tangan, serta peralatan perawatan pasien Suspect Corona.
Petugas RS Putri Hijau Kesdam I/BB mempersiapkan Tenda Isolasi Suspect Corona untuk perawatan pasien suspect COVID-19, Senin (16/3/2020).
Petugas RS Putri Hijau Kesdam I/BB mempersiapkan Tenda Isolasi Suspect Corona untuk perawatan pasien suspect COVID-19, Senin (16/3/2020). (TRI BUN MEDAN/victory)

Kepala Staf Kodam (Kasdam) I/BB yang baru Brigjen TNI Didied Pramudito bersama Karumkit Putri Hijau Letnan Kolonel Ckm dr. Mhd Irsan Basyroel, Sp.KK langsung turun memantau kesiapsiagaan dari tenda isolasi Suspect Corona tersebut.
Didied mengecek tenaga medis hingga tempat tidur dan alat pelindung diri (APD) yang dimiliki oleh pihak rumah sakit.

Ia menyebutkan bahwa dibangunnya tenda isolasi Suspect Corona ini untuk membantu pemerintah Indonesia dalam menanggulangi pandemi global COVID-19.
"Ini salah satu kesiapsiagaan kita menghadapi pandemik global, wabah yang sudah menyebar di seluruh antero dunia. Nah di kita dengan diumumkannya oleh Bapak Presiden lewat dituntujuknya kepala BNPB sebagai Ketua Satgas penanganan virus corona," tegasnya.
Didied membeberkan ada 8 rumah sakit di bawah jajaran Kodam I Bukit Barisan yang sudah dipersiapkan tenda isolasi.  
"Kemudian untuk mengantisipasi semua rumah sakit. Kita tentara juga membantu. Posko ini dibangun di 8 rumah sakit yang ada di Kodam I Bukit Barisan, Mulai dari Medan, Padang, Riau, Pekanbaru, Siantar semua ada 8 seperti ini," tegasnya.
Lebih lanjut, Jenderal bintang satu ini menegaskan bahwa posko ini untuk membantu rumah sakit rujukan yang ada di Medan apabila ada hal darurat.
"Ini adalah kepedulian kita dari Bapak Kasad lewat Bapak Pangdam, apabila terjadi yang tidak diinginkan rumah sakit yang ada di Adam Malik Medan.
Tapi kita berharap semuanya, jangankan disini di Adam Malik pun tidak ada. Kita selalu berdoa seperti itu. Itu bentuk kepedulian kita supaya bsa disampaikan masyarakat tidak perlu takut," tuturnya.
Ia juga memastikan bahwa tenaga medis di setiap tenda darurat telah siap untuk menangani pasien Suspect Corona.
"Semua ibu dokternya uda ada dan lengkap ada spesialis penyakit dalam, spesialis THT, spesialis paru dan dokter umum semuanya ada yang berhubungan dengan virus ini. Jadi kita telah siap sedia," pungkas Didied.
(vic/tri bunmedan.com)
Cara Mencuci Tangan yang Benar Hindari Virus Corona
Virus corona kini menjadi perhatian dunia.
Walaupun belum ada kasus positif corona di Indonesia, masyarakat perlu tetap waspada terhadap infeksi virus corona.
Oleh karena itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) memberikan rekomendasi untuk mencegah infeksi dan penularan virus corona dengan menjaga kebersihan diri.
Salah satunya dengan mencuci tangan.
Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K), mencuci tangan adalah upaya terpenting dalam mencegah infeksi virus corona karena tangan merupakan media penularan infeksi yang sering terjadi.
“Karena tangan kita ini habis pegang sesuatu, misalnya di tempat umum, naik bajaj pegangan, naik angkot pegangan, naik ojek pegangan sama punggungnya, atau di tempat lainnya, atau habis salaman sama orang habis batuk pilek tangannya dipegang kita, semua akan menempel di tangan ini,” ujar Agus.
Agus juga mengungkapkan, jika tangan kita tidak bersih ketika memegang hidung, mulut, atau daerah mata, maka virus dan bakteri lainnya akan menempel di tangan.
Lantas, bagaimana cara mencuci tangan yang benar? Cara mencuci tangan yang baik adalah dengan menggunakan air dan sabun cair,lalu bilas selama 20 detik dan keringkan dengan handuk atau kertas.
Jika tidak ada air, dapat juga menggunakan hand sanitizer yang mengandung 70% alkohol
Selain mencuci tangan, hal lain yang patut diingat adalah cara menutup mulut dan hidung yang benar saat bersin atau batuk. Kebanyakan orang akan menutup mulut dan hidung dengan tangan.
Padahal, hal ini tidak disarankan oleh Agus karena membuat tangan menjadi media penularan infeksi. Sebaiknya Anda menutup mulut dan hidung dengan menggunakan bahu saat bersin dan batuk.
“Kita belajar, kalau bersin nutupnya jangan pakai tangan, tapi pake bahu. Kenapa? karena kalau kita ketemu orang salaman nanti kumannya nular” sambung Agus saat ditemui pada Edukasi Media "Personal& Respiratory Hygiene untuk Cegah Virus Corona" (6/2/2020).
Selain mencuci tangan, berikut saran-saran dari IDI untuk mencegah infeksi dan penularan virus:
1. Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit infeksi saluran napas
2. Hindari menyentuh hewan atau unggas atau hewan liar
3. Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan
4. Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak, terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan
5. Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit.
Sumber : tribunnews


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel